Memiliki sahabat Pena Di Masa Lalu Merupakan Sebuah Kemewahan





Dahulu waktu POS Indonesia masih juga dalam pucuk kemasyhurannya serta internet belum tersambungsi dengan kehidupan generasi muda, karena itu mengirim surat sebuah pilihan paling canggih untuk melakukan komunikasi jarak jauh. Walau dahulu telephone umum telah ada, tetapi tidak orang-orang mempunyai telephone di tempat tinggalnya. Hingga surat menyurat tetap jadi jagoan warga.

Meskipun kita ketahui kekurangan berkabar dengan surat itu pasti tidak seakurat waktu kita bertelepon. Sebab dapat jadi kita memberikan berita ini hari, lalu sang penerima akan memperoleh berita itu dapat 3 hari atau satu minggu setelah itu. Jika beritanya tidak penting serta menekan kemungkinan tidak masalah ya, tetapi jika informasi yang diberitakan itu penting pasti akan jadi narasi basi sebelum sampai ke arah.

Bila anak muda jaman saat ini terkait keduanya memakai aplikasi chat untuk terlibat perbincangan, karena itu di jaman dahulu anak mudanya terkait memakai surat. Walau sebetulnya pemborosan kertas, tetapi sebenarnya orang jadi rajin menulis dengan tangan. Hingga kita dapat tahu tulisan tangan seorang itu serta pastinya ini tidak dapat dilaksanakan dengan copy-paste.

Generasi sebelumnya tentu tahu yang namanya teman dekat pena. Walau namanya teman dekat pena tetapi bukan bermakna kita berteman dengan pena loh ya! Teman dekat pena yang disebut di sini yaitu satu pertemanan yang dijalin melalui tulisan pena. Umumnya orang memperoleh alamat teman dekat pena itu dari satu majalah atau tabloid. Disana akan ada orang yang menulis biodata serta alamat selengkapnya, hingga kita dapat mengirimi mereka satu surat untuk kenalan bertambah jauh kembali dan berganti narasi seperti teman dekat di dunia riil.

Saya sendiri punyai satu teman dekat pena saat duduk di kursi SMP dahulu. Teman dekat pena saya bertepatan seorang lelaki yang umurnya sama juga dengan saya. Sebetulnya fakta penting saya pilih untuk mengirim surat itu bukan lantaran ia lelaki, tetapi saya tertarik dengan wilayah asal teman dekat pena saya ini. Satu wilayah yang benar-benar tidak pernah teringat di pemikiran saya, semacam apa wilayah itu. Yang tentu rumah teman dekat pena saya ini benar-benar jauh dari rumah saya.

Pada akhirnya saya mengirim satu surat perjumpaan. Dua minggu sesudahnya ada satu surat balasan buat saya yang di taruh di ruangan TU. Bertepatan saya memberi alamat sekolah supaya bertambah cepat sampai. Benar-benar, bahagia sekali rasa-rasanya memperoleh surat di waktu itu. Rekan-rekan sekelas saya juga pada kepo dengan surat itu. Akhirnya saya membaca surat itu bersama-sama beberapa rekan saya.

Surat pertama yang saya dapatnya panjangnya itu dua lembar kertas folio serta dicatat bolak-balik. Bila dicatat di Microsoft Word kemungkinan kira-kira 4-5 halaman dengan size 12, margin 4-3-3-3, serta spasi 1.5. Walau ia seorang lelaki tetapi tulisannya demikian rapi serta bagus. Lain dengan tulisan tangan saya yang seperti cekeran ayam. Hmmm

Teman dekat pena saya adalah orang asli Batak Karo serta ia seorang nasrani. Walau kami beda suku serta agama, tetapi kenyataannya jalinan persahabatan kami baik-baik saja. Ia banyak menceritakan pada saya mengenai keluarganya, pekerjaan di sekolahnya, mengenai wilayahnya, mengenai sukunya, serta ia menerangkan pada saya mengenai nama baptisnya. Melalui teman dekat pena saya ini, saya jadi punyai deskripsi mengenai wilayah di Indonesia yang namanya Karo.

Perlu dimengerti, di waktu itu belumlah ada internet. Saya tidak dapat terhubung mengenai dunia luar seperti sekarang ini. Hingga ranah persahabatan saya juga terbatas. Tetapi adanya teman dekat pena ini, wacana saya makin bertambah. Saya dapat juga belajar mengenai satu ketidaksamaan serta keberagaman. Soalnya dalam tempat tinggal saya itu hampir rerata semua bersuku Jawa serta semua umumnya berlagakma Islam. Pasti mendapatkan rekan baru dari wilayah yang jauh di pulau seberang sana adalah kebanggaan tertentu buat saya.

Saya serta teman dekat pena saya terus mengirim surat. Walau kami tidak pernah berjumpa keduanya, tetapi entahlah mengapa melalui satu tulisan untuk tulisan itu kami seakan jadi seorang rekan yang dekat. Saya seakan tahu bagaimana lingkungan rumahnya, saudara-saudaranya, situasi di sekolahnya, dan harapan dan mimpinya. Sampai pada akhirnya waktu terus berguling serta tehnologi masuk tidak dapat dijauhi.


 

Postingan populer dari blog ini

Such pressure and temperature conditions provided us with the proof for the meteorite impact origin of the glass.

have said about masks

Teenager musician chances to earn Pastime of Attracting a flourishing Profession